LAMPU
DAN PINTU RUMAH OTOMATIS DENGAN SENSOR LDR DAN SENSOR
PIR
a. Mengetahui
sensor gas MQ2, sensor hujan dan sensor api
b. Mengetahui
cara kerja sensor gas MQ2, sensor hujan dan sensor api c. Mampu menggunakan dua buah
sensor atau lebih dalam satu rangkaian
d. Mengetahui
penggunaan Sensor gas MQ2, Sensor Hujan dan Sensor Api dalam pengaplikasiannya
di kehidupan
2. Alat dan bahan
Alat
1. Voltmeter DC
Difungsikan guna mengukur besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam
suatu rangkaian listrik. Dimana, untuk penyusunannya dilakukan secara paralel
sesuai pada lokasi komponen yang sedang diukur.
2. Ground
Berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah.
bahan
1. Resistor
Digunakan untuk menghambat arus agar tidak terlalu besar.
2. Sensor Gas MQ-2
Sensor MQ-2 adalah sensor yang digunakann untuk mendeteksi konsentrasi
gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan
analog.
3. Sensor Api
(Flame Sensor)
Flame Sensor merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang
dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang
antara 760 nm ~ 1100 nm.
4. PIR Sensor
Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sensor PIR
bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi
hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
5. Op-amp
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat
berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua
input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana
rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik
tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp).
6. Relay
Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch
elektrik yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay disebut sebagai
komponen electromechanical karena terdiri dari dua bagian utama yaitu coil
atau elektromagnet dan kontak saklar atau mekanikal. Komponen relay
menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak saklar, sehingga
dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low power, dapat menghantarkan
arus listrik yang memiliki tegangan lebih tinggi.
7. Baterai
Baterai merupakan suatu komponen elektronika yang digunakan sebagai
sumber tegangan pada rangkaian.
8. Lampu
Lampu merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai indikator
pada rangkaian.
9. Transistor NPN
Transistor NPN merupakan jenis transistor bipolar yang menggunakan
arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan
aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor. Komponen ini
berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi
tegangan, modulasi sinyal, dan lain lain.
10. Buzzer
Berfungsi sebagai penghasil bunyi pada kondisi yang ditentukan.
11. Motor DC
Digunakan sebagai output dari rangkaian.
3. Dasar teori
1. PIR Sensor
Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif,
artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima
radiasi sinar infra merah dari luar. Sensor ini biasanya digunakan dalam
perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan
energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan
suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan
suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan
pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada
pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor. Sensor PIR
terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Lensa Fresnel
Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan
sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling
luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka
membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk
memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil
telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga
berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan
sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan
diseluruh lebar berkas cahaya.
b. IR Filter
IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar
infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang
dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini
saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada
tubuh manusia saja.
c. Pyroelectric Sensor
Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32˚C, yang
merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar
inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang
merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang
terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan
arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar
inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi
menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh infrared
pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk
ketika sinar matahari mengenai solar cell.
d. Amplifier
Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada
material pyroelectric.
e. Komparator
Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh
komparator sehingga mengahasilkan output.
Hampir semua jenis sensor PIR akan memiliki spesifikasi memiliki
perbedaan, meskipun semuanya memiliki cara kerja yang sama. Dapat cek perbedaan
tersebut dalam datasheet.
· Ukuran
: Persegi
· Output : Nilai Digital High (3V) saat dipicu (gerakan
terdeteksi), dan nilai digital Low saat menganggur (tidak ada gerakan
terdeteksi). Panjang pulsa ditentukan oleh resistor dan kapasitor pada PCB.
· Jangkauan
sensitivitas : sampai 20 kaki (6 meters) 110 derajat x 70
derajat jangkauan deteksi
· Power
supply: 3.3V - 5V tegangan input.
Pada grafik tersebut ; (a) Arah yang berbeda mengasilkan tegangan yang
bermuatan berbeda ; (b) Semakin dekat jarak objek terhadap sensor PIR, maka
semakin besar tegangan output yang dihasilkan ; (c) Semakin cepat objek
bergerak, maka semakin cepat terdeteksi oleh sensor PIR karena infrared yang
ditimbulkan dengan lebih cepat oleh objek semakin mudah dideteksi oleh PIR,
namun semakin sedikit juga waktu yang dibutuhkan karena sudah diluar jangkauan
sensor PIR.
Dari grafik, didapatkan bahwa suhu juga mempengaruhi
seberapa jauh PIR dapat mendeteksi adanya infrared dimana semakin tinggi suhu
disekitar maka semakin pendek jarak yang bisa diukur oleh PIR.
2. Sensor MQ-2
Sensor MQ-2 adalah
sensor yang digunakann untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di
udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan analog. Sensor gas asap
MQ-2 dapat langsung diatur sensitifitasnya dengan memutar trimpotnya. Sensor
ini biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun di
industri. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane,
methane , alcohol,
Hydrogen, smoke.
Spesifikasi sensor pada sensor gas MQ-2 adalah sebagai berikut:
· Tegangan
Operasi + 5V
· Dapat
digunakan untuk mengukur atau mendeteksi LPG, Alkohol, Propana,
Hidrogen, CO dan bahkan metana
· Tegangan
keluaran analog 0V hingga 5V
· Tegangan keluaran digital 0V
atau 5V (TTL Logic)
· Durasi
pemanasan awal 20 detik
· Dapat
digunakan sebagai sensor digital atau analog
· Sensitivitas
pin digital
dapat divariasikan menggunakan potensiometer
Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas
yang mudah terbakar di udara serta asap dan keluarannya berupa tegangan
analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas mudah terbakar dari 300 sampai
10.000 sensor ppm. Dapat beroperasi pada suhu dari -20°C sampai 50°C dan
mengkonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V.
3. Flame sensor
Dalam suatu proses pembakaran pada pembangkit listrik tenaga
uap, flame detector dapat mendeteksi hal tersebut dikarenakan oleh
komponen-komponen pendukung dari flame detector. Sensor nyala api ini
mempunyai sudut pembacaan sebesar 60 derajat, dan beroperasi normal pada suhu
25 – 85 derajat Celcius. Adapun unit flame detector dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
1. Pin1 (pin VCC): Suplai tegangan dari 3.3V ke 5.3V
2. Pin2 (GND): Ini adalah pin ground
3. Pin3 (AOUT): Ini adalah pin keluaran analog (MCU.IO)
4. Pin4 (DOUT): Ini adalah pin keluaran digital (MCU.IO)
Spesifikasi
1. Keluaran = Digital (D0)
2. Output
Digital: 0 dan 1
3. Tegangan
operasi: 3.3V hingga 5V
4. Format
keluaran: Output digital (TINGGI / RENDAH)
5. Rentang deteksi
panjang gelombang: 760nm hingga 1100nm
6. Menggunakan
komparator LM393
7. Sudut
deteksi: sekitar 60 derajat
8. Sensitivitas
yang dapat disesuaikan melalui potensiometer
9. Arus
Keluaran Maksimum: 15 mA
10. Indikator
lampu LED: daya (merah) dan output switching digital (hijau)
11. Api yang
lebih ringan mendeteksi jarak 80cm
Cara kerja flame detector mampu bekerja dengan baik untuk
menangkap nyala api untuk mencegah kebakaran, yaitu
dengan mengidentifikasi atau mendeteksi nyala apiyang dideteksi
oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet dengan menggunakan
metode optic kemudian hasil pendeteksian itu akan diteruskan ke Microprosessor
yang ada pada unit flame detector akan bekerja untuk membedakan
spectrum cahaya yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut dengan
sistem delay selama 2-3 detik pada detektor ini sehingga mampu
mendeteksi sumber kebakaran lebih dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber
alarm palsu.
Pada sensor ini menggunakan tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai
sensing sensor. Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan
cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang memungkinkan alat ini untuk
membedakan antara spectrum cahaya pada api dengan spectrum cahaya
lainnya seperti spectrum cahaya lampu, kilatan petir, welding arc, metal
grinding, hot turbine, reactor, dan masih banyak lagi.
4. IC OP AMP
Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu
rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal,
dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan
penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam
prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta
impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW
= ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
5. Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang
memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat
arus listrik yang mengalir melaluinya. Satuan
Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI
untuk resistansi listrik.
Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama salah seorang fisikawan
hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang mencetuskan
keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor: Rtotal = R1 +
R2 + R3 + ….. + Rn
Rumus dari Rangkaian paralalResistor: 1/Rtotal = 1/R1 +
1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Rumus resistor dengan hukum ohm: R = V/I
Cara membaca resistor:
6. Transistor NPN
Termasuk dalam komponen semikonduktor aktif adalah transistor,
Transistor sebenarnya kepanjangan dari Transfer dan Varistor. Mengenal
karakteristiknya transistor terbagi dua kategori ialah Bipolar
Junction Transistor (BJT) dan Unipolar
Transistor. Kerja transistor pada dasarnya difungsikan sebagai saklar
elektronik (Switching) dan penguat sinyal (Amplifier).
Sekitar tahun 1947an, Tiga orang ilmuwan fisika asal Amerika
yaitu William Shockley beserta rekannya John Barden, dan W.
H Brattain yang tergabung sebagai peneliti pada sebuah laboratorium milik
perusahaan AT&T Bell, merekalah yang berhasil pertama kali menemukan
Transistor. Transistor adalah nama yang diberikan oleh ilmuwan John
Robinson karena sifat kerjanya komponen ini yang dapat menghantarkan energi
dengan kekuatan daya hantar dapat ditentukan dengan cara mengatur nilai tahanan
pada bias pengontrolnya. Pernyataan ini sesuai dengan kepanjangan kata dari
transistor yaitu Transfer (Pemindahan) dan Varistor (Variable
Resistor). Dan sekitar tahun 1958an, komponen transistor mulai digunakan
pada rangkaian elektronik dalam projek-projek penelitian para ilmuwan
tersebut. Jenis Transistor:
1. Bipolar Junction Transistor (BJT)
Bi artinya dua dan Polar asal kata dari
polarity yang artinya polaritas, dengan kata lain bipolar junction
transistor (BJT) adalah jenis Transistor yang memiliki dua polaritas yaitu
hole (lubang) atau elektron sebagai carier (pembawa) untuk menghantarkan arus
listrik. Prinsip dasar konstruksinya disusun seperti dari dua buah dioda yang
disambungkan pada kutub yang sama yaitu Anoda dengan anoda sehingga
menghasilkan transistor jenis NPN atau Katoda dengan katoda yang
menjadi transistor jenis PNP.
2. Unipolar Junction Transistor (UJT
Pada transistor UJT hanya satu polaritas saja yang
dijadikan carier/pembawa muatan arus listrik, yaitu elektron saja atau
hole/lubangnya saja, tergantung dari jenis transistor UJT tersebut. Karena
prinsip kerjanya transistor ini berdasarkan dari efek medan listrik, maka
transistor UJT lebih dikenal dengan nama FET (Field Efect Transistor) atau
Transistor Efek Medan. Karakteristik:
Rumus:
4.
Prosedur percobaan
· Buka
aplikasi proteus
· Pilih komponen yang
dibutuhkan, pada rangkaian ini dibutukan komponen sensor PIR, sensor Flame,
sensor MQ2 resistor, dioda, relay, lamp, motor, buzzer, op amp, led, dan
baterai
· Rangkai
setiap komponen menjadi rangkaian yang diinginkan
· Ubah
spesifikasi komponen sesuai kebutuhan
· Tambahkan
DC voltmeter untuk mengetahui besar tegangan yang dinginkan.
· Jalankan
simulasi rangkaian.
5.
Prinsip Kerja
Pada saat ada gas lpg terdeteksi oleh sensor MQ2 pada
rangkaian akan berlogika 1 sehingga sensor MQ2 mengeluarkan tegangan sebesar 5
volt. Pada rangkaian terdapat Op-Amp yang dirangkai secara non-inverting dengan
penguatan tegangan 2x, op amp ini memiliki tegangan input yang berasal dari
sensor MQ2 sebesar 5V lalu diperkuat 2x sehingga tegangan keluaran op amp
sebesar 10V dengan begitu akan menghidupkan LED-Red dan Buzzer. Apabila pada
kejadian tersebut terdapat api, maka sensor api akan mendeteksinya sehingga
akan ada tegangan yang keluar dari sensor api. Dengan tegangan tersebut akan
mengalir arus menuju basis Q1, karna adanya arus yang mengalir di basis Q1,
memicu mengalirnya arus dari tegangan baterai 9V, lalu melalui relay dan
kolektor Q1, karna ada arus yang mengalir di relay, relay akan aktif dan arus
dari tegangan baterai 12V akan mengalir ke optocoupler triac, sehingga
motor(pompa air) hidup dengan sumber AC dari Vsine. Air tersebut akan
memadamkan api. Sensor PIR akan mendeteksi kedatangan orang di ruangan itu,
jika orang itu mendekat ke gas lpg yang bocor, maka sensor akan berlogika 1 dan
mengeluarkan suara dari buzzer sebagai pertanda untuk menjauhi lokasi.
6. Video
7. Download file
HTML: disini
Video: disini
File rangkaian: disini
Data sheet flame sensor: disini
Datasheet PIR: disini
Datasheet MQ2: disini
Datasheet transistor npn: disini
Datasheet op amp: disini
Datasheet resistor disini
Library PIR: disini
Library Flame sensor: disini
Library MQ2: disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar